Karanganyar – Keindahan panorama Gunung Lawu sangat memukau para pecinta alam, Gunung Lawu yang diakui masyarakat sebagai sumber kearifan budaya di bumi Nusantara. Berbagai peninggalan situs sejarah bisa kita temukan di sepanjang pendakian puncak Gunung Lawu. Dari sebelum era Majapahit hingga Mataram banyak kita temukan situs situs sekarang peninggalan leluhur di masa lampau.
Gunung Lawu terletak di antara tiga kabupaten yaitu Kabupaten Karanganyar di Jawa Tengah, Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Magetan di Jawa Timur. Namun pintu masuk menuju puncak Gunung Lawu ada 4 jalur yakni jalur Cemoro Kandang dan Candi Cetho di Jawa Tengah, sedangkan di Provinsi Jawa Timur ada Cemoro Sewu dan Singolangu.
Gunung Lawu menjadi salah satu objek wisata para pendaki baik sekedar healing atau wisata religi pendaki spiritual, karna banyaknya situs peninggalan leluhur, seperti Candi Cetho, candi Sukuh, Kawah Condrodimuka. Banyak pendaki, yang melakukan ritual di Gunung Lawu, karena Gunung Lawu merupakan tempat pemoksaan Prabu Brawijaya ke V, dan raja raja Majapahit dan Mataram.
Namun sangat disayangkan, keindahan panorama Gunung Lawu sebagai situs peninggalan sejarah kerajaan belum mendapatkan sentuhan tangan pemerintah pusat, sebagai cagar budaya yang harus dijaga dan dilestarikan. Sejauh ini, pelestariannya murni dari sumbangan para relawan yang peduli alam dan mencintai sejarah sebagai warisan cagar budaya.
Mbah Kancil Relawan Sedekah Alam Semesta dan Budaya, yang sangat peduli dengan alam dan cagar budaya, mengajak masyarakat yang mencintai situs sejarah peninggalan leluhur, untuk berkontribusi dalam penanganan pelestarian cagar budaya dan alam.
Ia juga sudah banyak berkontribusi dengan alam bukan hanya di Puncak Gunung Lawu namun diberbagai situs situs sejarah seperti Alas Ketonggo di kabupaten Ngawi, penanaman pohon di Gunung Liliran, Kecamatan Sine, Desa Tulakan, Kabupaten Ngawi, juga merawat situs sejarah makam Joko Budug yang disebut Haryo Bangsal, Putra Prabu Brawijaya V dengan Putri Cempa.
Seperti beberapa hari lalu Mbah Kancil beserta tim relawan sedekah alam, merenovasi bangunan Tempat Pemoksaan Prabu Brawijaya ke V, di Hargo Dalem Gunung Lawu, serta pengecoran arah masuk Hargo Dalem.
“Hargo Dalem ini merupakan situs sejarah dan dikenal sebagai tempat pemoksaan Prabu Brawijaya keV, banyak orang orang spiritual datang untuk tirakat dan melakukan ritual di tempat ini,” ujar Mbah Kancil, pada awak media, Senin (17/10/2022).
Mbah Kancil beserta relawan lainnya pun berencana akan membangun musholla di Hargo Dalem untuk tempat ibadah para pendaki ataupun untuk para spiritual yang akan melakukan ritual di gunung Lawu.
“Kami rencananya kedepan ingin membangun musholla, yang bisa dimanfaatkan untuk tempat ibadah umat muslim, dan sejauh ini kami masih sangat berharap ada pihak yang peduli lingkungan dan situs sejarah agar dapat membantu seiklasnya agar rencana pembuatan Mushola itu dapat berjalan lancar. Namun kami tidak menerima sumbangan berupa uang, kami berharap sumbangan berupa bahan material seperti Spandex ukuran 6 meter panjangnya lebar 1meter dengan kebutuhan sebanyak 20 lembar, 2 baja ringan leter C panjang 6 meter sebanyak 30 batang, 3 Semen 20 sak, dan barang barang itu bisa langsung di kirim ke basecam Cemoro Sewu atau pos induk Cemoro Sewu,” katanya.
“Sedekah alam ini sebagai bentuk kepedulian masyarakat, pemerhati situs budaya pelestarian alam gunung Lawu untuk ikut dalam penyelamatan Situs Gunung Lawu,” tambahnya.
Harapannya dalam sedekah alam tersebut, ” bisa menjadi tonggak awal upaya penyelamatan situs budaya tidak hanya di gunung Lawu saja, namun diberbagai tempat tempat peninggalan sejarah leluhur dimanapun berada. Dan dapat menggugah hati masyarakat yang mencintai peninggalan leluhur untuk bisa berkontribusi menjaga serta melestarikan cagar budaya dan pelestarian alam, “tutupnya. *ferry