Mahasiswa Asal Papua di Solo Raya Rayakan 168 Tahun Injil Masuk Papua

Boyolali – Komite mahasiswa mahasiswi Papua Solo Raya (Kompas) melaksanakan Ibadah bersama dalam rangka memperingati HUT ke 168 Pekabaran Injil masuk di Papua serta Pembekalan dan Pembubaran Panitia Makrab dan Mubes Kompas 2023, di Eko Wisata Taman Air, Obyek Wisata Tlatar, Jln. Pangeran Diponegoro, Ds. Kebon Bimo, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (5/2/2023).

Kegiatan yang diikuti oleh 45 mahasiswa mahasiswi asal Papua ini mengangkat tema, “Kasih Kritus menggerakkan Kemandirian Gereja, mewujudkan Keadilan, Perdamaian dan Kesejahteraan”.

Bacaan Lainnya

Turut hadir pada kegiatan ini, Kaka Iwan Sis selaku pembina Kompas dan PBFC (Papua Bersaudara Football Club) Solo Raya, Ketua Kompas, Moses Ferdinand Kamer, Staf pengurus Kompas Solo Raya, Perwakilan organisasi kampus se Solo Raya, dan Kasat Narkoba Boyolali mewakili Kapolres Boyolali Akbp Asep Mauludin.

Moses Ferdinand Kamer mengatakan, ia dan kawan-kawan mahasiswa asal Papua merasa bersyukur dapat bersatu hati dalam merayakan masuknya Injil ke Tanah Papua.

Selaku Ketua Umum Kompas, Moses juga mengimbau para mahasiswa-mahasiswi asal Papua untuk sama-sama membangun organisasi ini dan menjalankan programnya.

“Mari kita membangun Kompas dan bekerjasama dengan baik dan menjalankan program kita dengan jelas,” katanya.

Iwan Sis menyampaikan, dibentuknya organisasi ini dengan maksud yang sama yaitu untuk menyatukan mahasiswa asal Papua yang ada di Solo Raya.

“Organisasi ini dibentuk dengan niatan yang sama yaitu untuk menyatukan mahasiswa asal Papua yang ada di Solo Raya dan dapat memberikan sesuatu hal yang positif baik bagi Ade-ade mahasiswa asal Papua maupun bagi masyarakat disekitar kita,” tambah Iwan Sis.

“Kompas adalah Organisasi kepemudaan yang didalamnya terdiri dari Ade-ade mahasiswa asal Papua semuanya, tidak pandang baik dari wilayah gunung maupun pantai, semua sama hak dan kewajibannya, yaitu untuk memgembangkan organisasi ini menjadi besar, sehingga kedepan dapat dikenal baik di solo raya bahkan mungkin Indonesia, namun dikenal bukan karena keburukannya tapi dengan kegiatan-kegiatan positif yang Ade-ade semua lakukan,” sambungnya.

Iwan juga mengajak para mahasiswa untuk belajar berorganisasi dengan baik dan benar. “Karena dengan berorganisasi banyak manfaat untuk Ade-ade kedepan setelah selesai kuliah, karena ini adalah kesempatan yang langka untuk mengembangkan diri dan pengalamannya yang sangat berharga bagi Ade-ade semua,” tandasnya. *fernang

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *