Jakarta – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Jaringan Anak Muda Sumatera berunjuk rasa menuntut kenaikan harga karet dan sawit di depan Kementerian Perekonomian, Jumat (21/12) sore.
Aksi para mahasiswa ini dilatarbelakangi kepedulian mereka terhadap penderitaan para petani karet dan sawit di Sumatera yang sudah empat tahun merugi akibat anjloknya harga kedua komoditas tersebut.
“Kami kasihan dengan penderitaan orangtua kami di kampung yang bekerja sebagai petani karet dan sawit,” seru koordinator unjuk rasa, Alim Sofyan Ritonga.
“Sudah empat tahun mereka merugi dan pemerintah tidak pernah memberikan solusi agar mereka bisa keluar dari penderitaan akibat anjloknya harga karet dan sawit,” sambungnya lagi.
Dalam aksi ini, para pengunjuk rasa juga menyampaikan lima tuntutan kepada pemerintah untuk segera direspons.
Tuntutan pertama adalah mendesak Presiden Joko Widodo agar segera menaikkan harga karet dan sawit yang bisa menguntungkan petani
Kemudian mereka juga menuntut penegakan hukum terhadap para mafia karet dan sawit yang selalu memainkan harga pasar untuk kepentingan pribadi.
Untuk tuntutan ketiga yang disampaikan adalah agar pemerintah cepat tanggap untuk menyejahterakan petani karet dan sawit.
Kemudian mereka juga mendesak pemerintah daerah melalui BUMD
untuk langsung membeli karet dan sawit dari petani sekaligus memutus mata rantai tengkulak dan ‘permainan’ pabrik.
Terakhir, para pengunjuk rasa juga mendesak Kementerian Pertanian agar meningkatkan edukasi dan binaan para petani karet dan sawit di Indonesia
“Kami berharap pemerintah segera menindak lanjuti dan mencari solusi persoalan ini. Karena ini menyangkut urusan perut masyarakat petani karet dan sawit di Sumatera,” tukas Alim.
“Apabila tuntutan kami ini tidak direspons, kami akan datang lagi berunjuk rasa dengan jumlah massa yang lebih besar bersama para petani karet dan sawit,” tambahnya dengan suara lantang. (iwan)