DEPOK – SMA Negri 1 Depok, salah satu sekolah terfavorit, menjadi sasaran Kegiatan non fisik TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-103 Kodim 0508/Depok, Rabu (07/11/2018).
Sasaran kegiatan non fisik ini berupa Penyuluhan cara menangkal hoaks dan menghindari kenakalan remaja, serta pencegahan penyakit menular, digelar di aula sekolah di Jalan Nusantara Raya, Kelurahan Depok Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok.
Materi penyuluhan yang dihadiri sekitar 90 pelajar itu disampaikan oleh Babinsa Kelurahan Depok Jaya Serda Engki Nugroho selaku pengawas TMMD dan Windra petugas dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok.
Serda Engki dalam paparannya mengajak para pelajar agar lebih cerdas dalam menilai dan melihat informasi yang beredar di media sosial.
“Sehingga pelajar tidak terjebak dan terjerat berita hoaks, yang bisa menimbulkan konflik sosial,” kata Engki.
Ia menjelaskan bahwa informasi yang cukup banyak dan beredar di media sosial saat ini mengenai hal apapun, harus bisa disikapi oleh para pelajar dengan cara yang baik dan benar.
Yakni dengan melihat lebih dalam apakah setiap informasi yang diterima itu bisa dipercaya kebenarannya atau justru diragukan, terutama mengenai hal-hal sensitif seperti politik, keamanan dan isu sara.
Jika informasi terasa simpang siur dan dipertanyakan kebenarannya kata Kristomei maka yang perlu dilakukan adalah mengecek informasi itu lebih jauh dengan melakukan konfirmasi.
“Atau bisa bertanya ke orang tua atau guru atau siapapun yang dianggap atau mungkin lebih paham dengan informasi itu,” kata dia. Selain itu tambahnya bisa dicek juga ada tidaknya informasi lain yang menyatakan sebaliknya dengan informasi tersebut atau mendukung informasi itu.
“Jika itu semua sudah dIlakukan, dan informasi masih terasa diragukan kebenarannya, maka para pelajar sebaiknya menahan diri untuk tidak menyebarkannya lebih luas melalui media sosial,” ujarnya.
“Jadi saya harap para pelajar tidak sembarang memposting atau menyebarkan informasi yang diragukan kebenarannya atau bahkan menyebarkan informasi hoaks atau tidak benar,” katanya.
Sebab jika ternyata turut menyebarkan informasi hoaks dan terbukti atas hal itu katanya, siapapun dapat diancam pidana dan dijerat dengan UU ITE.
Untuk itu kata dia sikap dalam memperlakukan informasi yang ada di dunia maya menjadi sangat penting, agar pelajar tidak terjerat tindak pidana dengan UU ITE.
Menurut Engki bahaya lain dari penyebaran informasi hoaks adalah pecahnya persatuan dan kesatuan bangsa. “Hoaks bisa memecah belah persatuan, menghancurkan manajemen baik, bahkan menghancurkan suatu negara,” lanjutnya.
Jadi, menurut Engki yang sangat penting adalah, bagaimana pelajar memperlakukan informasi yang ada serta bagaimana menginformasikan sesuatu melalui media sosial atau dunia maya dengan sikap yang lebih arif dan bijaksana.
Jika semua lapisan masyarakat memahami ini tambahnya maka Indonesia tidak akan mudah dipecah belah dengan isu apapun sehingga persatuan terus terjaga
Mengenai pencegahan kenakalan remaja, Engki menyampaikan besarnya dampak buruk dan kerugian yang akan didapat pelajar jika melakukan tindak kenakalan remaja mulai dari membolos, tawuran atau bahkn hingga mabuk-mabukan atau penyalahgunaan narkoba.
Sebab kenakalan remaja katanya sudah mulai cenderung pada kategori tindakan kriminal atau tindak pidana.
“Jika sudah melakukan tindak pidana, maka akan berhadapan dengan proses hukum. Bila sudah terkena proses hukum, maka pelajar akan kehilangan kesempatan untuk mengembangkan diri dan berprestasi,” sambungnya.
Karenanya kata dia pelajar mesti memahami untuk dapat menghindari kenakalan remaja yang berpotensi tindak pidana.
“Termasuk tawuran karena hal itu dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Juga kenakalan remaja lainnya,” jelasnya.
Sementara itu Kepala SMAN 1 Depok Supiyana menambahkan pihaknya menyambut baik kegiatan non fisik TMMD di Depok yang menyasar sekolahnya.
“Kami mengapresiasi giat TMMD di sekolah kami karena materi yang diberikan semakin membuka wawasan pelajar dan menambah pengetahuan siswa,” imbuhnya.
Wakil Kepala SMAN 1 Depok Rosalinah menambahkan para siswa lebih memahami mengenai wawasan kebangsaan yang sebenarnya dengan materi yang disampaikan. “Semuanya bisa diaplikasikan dengan menghindari bentuk kenakalan remaja dan lebih kritis menyikapi informasi yang berpotensi hoaks,” pungkasnya. frynang