Aktual dan Terpercaya
Indeks

Menhan Mengingatkan Untuk Menjadi Pemimpin Yang Berintegritas dan Amanah

Menteri Pertahanan RI Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu memberikan kuliah umum dengan tema "Integritas Pemimpin yang Berwibawa Kebangsaan" bertempat di Auditorium Universitas Pertahanan, IPSC Sentul Bogor (15/04/2018). Photo: TOPIK/Adang.
Menteri Pertahanan RI Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu memberikan kuliah umum dengan tema “Integritas Pemimpin yang Berwibawa Kebangsaan” bertempat di Auditorium Universitas Pertahanan, IPSC Sentul Bogor (15/04/2018). Photo: TOPIK/Adang.

Bogor – Menteri Pertahanan RI Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu, memberikan kuliah umum kepada mahasiswa Unhan dengan tema “Integritas Pemimpin yang Berwibawa Kebangsaan” bertempat digedung Auditorium Unhan, Kampus Bela Negara Universitas Pertahanan (Unhan) bertempat di Kawasan IPSC Sentul – Bogor. Selasa (15/5).

 

Dihadapan ratusan mahasiswa Unhan dan dosen pengajar, Menhan mengawali kuliah umumnya dengan menyampaikan pentingnya membangun jiwa kepemimpinan yang berintegritas, sehingga dapat membawa negara Indonesia lebih maju, untuk mencapai kemajuan ini perlu jiwa perkuat jiwa Nasionalisme, Patriotisme, Integritas calon pemimpin, mahasiswa sebagai agen perubahan, dan kemampuan dari Segi Akademik.

“Tampillah sebagai mahasiswa yang profesional. Hal ini penting sebagai acuan untuk menjadi pemimpin yang mampu memberi solusi dan mengedepankan hati nurani. Jadilah sosok pemimpin yang memiliki kepribadian merah putih, memiliki loyalitas, disiplin dan solid serta wajib memiliki wawasan kebangsaan, semangat bela negara dan cinta Pancasila,” ujar Menhan.

 

Lebih lanjut Menhan mengatakan, pada prinispnya pemimpin itu dalam menjalankan tugas tugas kepemimpinannya harus amanah. Pemimpin itu harus mampu berbuat demi kemajuan bangsa, terutama menghadapi tantangan masa depan dimana populasi rakyat Indonesia yang semakin meningkat. Merubah pola pikir dari dilayani menjadi melayani.

“Dan setiap manusia dasarnya adalah seorang pemimpin dan seorang pemimpin akan diminta pertanggungan jawaban oleh Tuhan. Kita juga harus merubah stigma bahwa pemimpin adalah melayani atau mengayomi bukan dilayani,” pungkas mantan KSAD ini. [Adang]

Tinggalkan Balasan