Dadap – Persaudaraan 108 atau U Ze San merayakan hari ulang tahun/shejit Dewa Chi Kung di Villa Taman Bandara, Dadap, Kabupaten Tangerang, Selasa (27/8).
Perayaan diawali dengan liam kheng atau doa serta pelepasan burung merpati oleh para anggota U Ze San.
Menurut Ketua Persaudaraan 108, Master Kim Po, pelepasan burung merpati merupakan simbol menyebar kebaikan ke segala penjuru mata angin. Sifat ini juga menjadi salah satu ajaran Dewa Chi Kung kepada seluruh umat Buddha.
“Burung merpati adalah simbol kedamaian dan terbang ke segala arah. Semakin segar sang burung maka akan semakin tinggi dan jauh ia bisa terbang. Sama seperti kita yang juga harus menjaga kesehatan agar bisa leluasa melakukan darma di mana saja,” tuturnya.
Selepas simbolisasi pelepasan burung merpati, rangkaian perayaan shejit Dewa Chi Kung berlanjut dengan kegiatan revisi keanggotaan U Ze San. Pada sesi ini juga turut diperkenalkan lima anggota baru U Ze San kepada seluruh anggota yang lain.
Setelah sempat rehat sejenak dengan makan siang, rangkaian perayaan kembali dilanjutkan dengan kisah darma oleh Master Kim Po yang menceritakan tentang Mi Lek Wen Cun/Bi Lek Po Sat atau yang akrab dipanggil Dewa Ketawa.

Mi Lek Wen Cun, jelas Master Kim Po, merupakan sosok yang menjadi simbol bapak dalam ajaran Buddha. Mi Lek Wen Cun juga adalah sosok yang menggabungkan lima unsur untuk membuat kehidupan manusia menjadi seimbang.
“Mi Lek Wen Cun adalah panutan bagi umat Buddha. Dia menjadi lambang tingkat pencerahan tertinggi dan muncul dalam gambar kesepuluh ilustrasi tingkat peningkatan kesadaran manusia,” jelas Master Kim Po.
“Gambar kesepuluh adalah gambar terakhir. Setelah pikiran dikendalikan, setelah kesunyataan tercapai, setelah keheningan diperoleh, lantas apa? Haruskah Anda duduk diam atau menyendiri?”
“Tidak, Anda kembali lagi ke dunia ini, sekarang Anda bahagia. Anda menikmati perjalanan hidup. Dan siapa pun yang bertemu dengan Anda, ikut merasa bahagia, ikut menikmati kehidupan. Inilah darma pencapaian ke-Buddha-an yang diajarkan Mi Lek Wen Cun. Mencapai tingkat tertinggi kesadaran murni,” papar Master Kim Po dalam kisah darmanya.
Seusai mengisahkan darma Mi Lek Wen Cun, rangkaian perayaan shejit Dewa Chi Kung masih berlanjut dengan lelang tertutup dan phua phui berhadiah.
Sekilas tentang Dewa Chi Kung yang dirayakan ulang tahunnya, dewa ini dikenal sebagai bhiksu yang gemar makan daging dan minum arak.
Selain itu, tindak tanduknya yang suka seenaknya sendiri menyebabkan Chi Kung dikenal sebagai Bhikkhu Gila/Sinting.
Karena sering berkelana menolong orang dan orang-orang yang ditolongnya semakin banyak, akhirnya Chi Kung mendapat julukan Chi Kung Hok Hud yang berarti Buddha Hidup Chi Kung.
Chi Kung sendiri tidak pernah menyatakan bahwa dia telah mencapai tingkat Buddha. Gelar Buddha disematkan secara alamiah kepadanya sebagai balasan atas hidupnya yang penuh cinta kasih dan suka menolong tanpa pandang bulu. rudhi sultan