Manokwari – Pleno rekapitulasi surat suara di Distrik Manokwari Barat, sempat ricuh karena kedatangan Bupati Manokwari, Demas Paulus Mandacan, Sabtu (20/4) siang. Kericuhan tersulut karena orang nomor satu di Kabupaten Manokwari itu datang menggunakan mobil warna merah dengan stiker salah satu caleg DPRD Papua Barat dari PDI Perjuangan.
“Bupati Demas harusnya netral saat hadir dan tak boleh menggunakan mobil berstiker caleg,” kata salah seorang warga di Gedung Wanita Manokwari.
“Ini sudah melanggar aturan karena harusnya H-3 Pemilu semua alat peraga kampanye harus dihilangkan. Ini sudah H+3 alat peraga kampanye masih dipakai,” sungutnya lagi sembari menuntut agar mobil tersebut dikeluarkan dari halaman Gedung Wanita.
Ketua PPD Distrik Manokwari Barat, Edi Manao ketika dikonfirmasi bisa memaklumi kegelisahan dan protes warga.
“Permasalahannya, hanya saling curiga. Semalam juga sempat saling curiga. Pasalnya kehadiran bupati saat ini melekat dengan jabatannya sebagai ketua PDI Perjuangan dan caleg dari partai tersebut,” kata Edi.
Dijelaskannya, insiden kericuhan ini sebenarnya hanya karena salah persepsi. Mereka menganggap kedatangan bupati karena ingin melakukan intevensi kepada kami di PPD.
Padahal, lanjutnya, kedatangan bupati hanya menyampaikan aspirasi bahwa ia akan mengumpulkan semua kawan-kawan partai politik di Manokwari untuk mencari dan memutuskan yang terbaik.
“Pleno tetap jalan dan semuanya sudah diklarifikasi,” Edi berujar.
“Terkait dengan formulir C1 yang teman-teman partai politik belum dapat, akan kita berikan saat pleno mulai pukul 15.00 WIT,” ia menandaskan. red