TOPIKONLINE.CO.ID – JEMBER: Kapolres Jember, AKBP Bayu Pratama Gubunagi, menyampaikan apresiasi atas kritik yang diberikan oleh Komunitas Pemuda Angkat Bicara Jember (PAB-J).
“Terima kasih telah memberikan masukan kepada kami. Kami senang apabila ada kritik yang dilontarkan, tentu kritik yang membangun,” ujar AKBP Bayu, Sabtu (1/3/2025).
Kendati demikian, ia menyayangkan diskusi tersebut tidak melibatkan pihak kepolisian.
“Sayangnya kegiatan tersebut tidak melibatkan pihak kepolisian, apalagi berbicara soal data. Dikhawatirkan data yang digunakan tidak valid,” tuturnya.
Menurut AKBP Bayu, maraknya kriminalitas di Jember bukanlah hal yang bisa dihilangkan secara instan. Namun, ia menegaskan bahwa upaya pencegahan bukan hanya tanggung jawab kepolisian, tetapi juga membutuhkan peran serta masyarakat.
“Contoh kasus curanmor, masyarakat juga harus lebih waspada. Tindak pencurian bisa terjadi bukan hanya karena kelalaian aparat dalam berpatroli, tetapi juga karena kelalaian masyarakat, seperti lupa mencabut kunci motor atau tidak menggunakan kunci ganda,” jelasnya.
Ia pun mengajak masyarakat Jember untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, karena kejahatan sering kali terjadi karena adanya kesempatan.
“Kami akan terus mengevaluasi dan memperketat keamanan, agar semua jenis tindak kejahatan tidak semakin berkembang di Kabupaten Jember,” ucap AKBP Bayu.
Di Jember, puluhan pemuda yang tergabung dalam Komunitas Pemuda Angkat Bicara Jember (PAB-J) menggelar diskusi bertajuk Reposisi Polri, serta Tingginya Angka Kriminalitas Akibat Polres Jember Abai Tugas, pada Jumat (28/02/2025).
Diskusi ini menyoroti berbagai persoalan dalam tubuh kepolisian serta menjalankan tugasnya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Krisis kepercayaan terhadap Polri bukan hanya terjadi di tingkat nasional, tetapi juga dirasakan langsung oleh masyarakat Jember.
Berdasarkan hasil kajian PAB-J, dalam satu tahun terakhir, angka kriminalitas di Jember meningkat drastis, mulai dari pencurian kendaraan bermotor, pembunuhan, kekerasan, hingga penyalahgunaan narkoba.
“Keberadaan kepolisian seharusnya menjamin rasa aman bagi masyarakat. Tapi ketika kriminalitas di Jember justru meningkat dan warga hidup dalam ketakutan, lalu dimana peran Polres Jember? Apa gunanya kepolisian jika hanya menjadi institusi birokratis, tanpa aksi nyata?” sindir Nanda.