Jakarta – Praktik mafia sepak bola di Indonesia sudah menggurita. Semua lini sepak bola tanah air, termasuk juga PSSI sebagai federasi sepak bolanya, bahkan bisa dikata sudah terasuki dugaan praktik kotor tersebut.
Terhadap kenyataan ini, pengamat sepak bola dari Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali, berharap Satgas Antimafia Bola Polri bisa dan mau terus bergerak dengan intensitas tinggi untuk melumpuhkan seluruh ‘tentakel gurita’ mafia sepak bola di Indonesia.
“Gurita mafia bola sudah mengotori kolam sepak bola Indonesia dan menularkan penyakit ke banyak ikan yang ada di dalamnya,” kata Akmal dalam diskusi bertajuk “Libas Habis Mafia Bola” yang diadakan Forum Wartawan Polri (FWP) di balai wartawan Polda Metro Jaya, Jumat (15/3) sore.
“Untuk kembali menyehatkannya, tak ada jalan lain kecuali harapan kita agar Satgas Anti Mafia Bola Polri membersihkan kolam kotor tersebut.”
“Libas habis guritanya, kuras airnya, angkat semua ikan-ikan yang sakit di dalam kemudian ganti ikan- ikan baru yang sehat,” ia meneruskan.
Dikatakannya lagi, saat ini masih ada kekhawatiran di masyarakat upaya pemberantasan mafia bola tak kan selesai hingga tuntas.
Pasalnya, Satgas Antimafia Bola Polri saat ini cuma punya waktu kerja enam bulan sejak dibentuk Kapolri pada 21 Desember 2018.
“Saat ini gerakan Satgas Antimafia Bola Polri masih kencang dan sudah menetapkan 16 tersangka, termasuk sejumlah petinggi Polri. Jika masa kerjanya sudah habis, bagaimana kelanjutan bersih-bersihnya?” tanya Akmal beranalisis.
BACA JUGA:
- Langkah Kapolri Membentuk Satgas Antimafia Bola Diapresiasi 16 Manajer Klub Liga 1 Tahun 2019
- Praktik Mafia Bola Sudah Menahun, Baru Di Masa Kapolri Tito Bisa Diproses Hukum
Menanggapi kekhawatiran Akmal, Kepala Anev Satgas Antimafia Bola Polri, Kombes Pol Edi Ciptanto yang juga jadi pembicara diskusi mengatakan, pihaknya akan terus bekerja maksimal menyidik dan mengembangkan perkara yang sudah ditangani.
“Sejak dibentuk, kami sudah dapatkan lima perkara dari lima laporan. 16 orang sudah ditetapkan sebagai tersangka dan enam di antaranya ditahan,” kata Edi.
“Nah, dari lima perkara tersebut, kami fokus terlebih dulu selesaikan dua perkara penyidikan yakni kasus Banjarnegara dan VW agar bisa segera dilimpahkan untuk disidangkan. Tapi kami juga tetap lakukan penyelidikan untuk laporan lain yang baru masuk,” Edi menyambung.
Pembicara lainnya yakni Kesit B Handoyo mewakili dunia jurnalis mengatakan, seluruh media di Indonesia saat ini sangat concern dengan upaya bersih-bersih Satgas Antimafia Bola Polri.
Berbagai hal yang dilakukan Satgas Antimafia Bola Polri selalu jadi perhatian khusus media, termasuk saat menetapkan dan memeriksa mantan Plt Ketua Umum PSSI, Joko Driyono.
“Mewakili awak media kita punya perhatian besar terhadap kerja keras Satgas Antimafia Bola Polri untuk membersihkan dugaan praktik mafia bola di tanah air,” kata Kesit.
“Karena itu kita sangat berharap Satgas Antimafia Bola Polri juga tak sampai ‘masuk angin” dan anti klimaks ketika menjalankan tugasnya,” imbuhnya lagi.
Sementara itu, mewakili suporter Indonesia, Helmi Atmadja dari Forum Diskusi Suporter Indonesia mengatakan, sebagai suporter fanatik yang sudah menganggap sepak bola seperti agama tentu menaruh harapan besar kepada Satgas Antimafia Bola Polri untuk memberantas mafia bola.
“Kita datang ke stadion untuk mendukung tim kita dan berharap mendapat suguhan laga yang menarik dan fair. Bukannya datang untuk menonton laga yang hasil akhirnya sudah diatur sebelumnya,” Helmi berujar.
“Kita pasti dukung penuh kerja Satgas Antimafia Bola Polri untuk memberantas mafia bola di Indonesia. Kita mau sepak bola Indonesia berprestasi dan bersih dari praktik mafia bola,” ia menandaskan. bem