Sejak Lama, GMDM Bergerak Perangi Narkoba

Ketua Umum IPWL Bakornas GMDM Jefri Tommy Tambayong.

Jakarta – Dari tahun ke tahun, kasus penyalahgunaan narkotika di Negara ini terus meningkat, bahkan kini mulai menyasar ke kalangan generasi muda Millenial berumur antara 15 sampai 35 tahun.

Lebih ironis lagi, Indonesia hingga saat ini masih menjadi salah satu negara sasaran peredaran narkotika bahkan sudah para sindikat dan bandar sudah bisa memproduksi narkotika di Negara ini.

Melihat dari angka statistik yang ada, 40 persen penduduk Indonesia adalah generasi muda yang potensial (menjadi penyalahguna narkoba-red.) dan kini tak hanya dilirik sebagai pasar oleh para bandar narkotika di lingkup Asia Tenggara, tetapi juga sudah sampai di tingkat Asia bahkan dunia.

Hal ini diungkapkan Deputi Pemberantasan​ BNN​ RI, Irjen Pol​ Arman​ Depari dalam keterangannya saat Rakernas (Rapat Kerja Nasional) IPWL Badan Koordinasi Nasional Garda Mencegah dan Mengobati (Bakornas GMDM) di Hotel Desa Wisata TMII Jakarta, 4 – 6 April 2019.

Besarnya angka generasi millenial sebagai penyalahguna narkotika perlu ditangani secara khusus, mengingat generasi millenial merupakan generasi yang sangat menentukan arah pembangunan bangsa.

“Itu potensial menjadi penyalahguna narkoba. Indonesia saat ini salah satu pasar yang paling besar, bukan hanya untuk Asean tapi juga Asia. Bahkan kalau kita lihat dari jumlah penduduk Indonesia menempati urutan keempat dunia,” terang Irjen Arman Depari, Jumat (5/4).

Arman mengungkapkan, penyalahgunaan narkotika di Indonesia menjadi masalah serius bukan karena jumlah kasus meningkat.

Tetapi, generasi muda atau milenial yang menurutnya paling rentan menjadi penyalahguna narkoba.

”Karena itu, ini menjadi salah satu fokus kita dan perlu ditangani secara khusus karena merupakan kelompok yang bakal memimpin bangsa,” katanya.

Dijelaskannya, semua sumber daya, baik semua manusia dan peralatannya harus diarahkan ke sana, digunakan ke sana karena situasinya sudah darurat.

“Indonesia saat ini salah satu pasar (narkoba) yang paling besar. Kalau sekarang sudah darurat itu sudah harus segala daya upaya. Bukan lagi situasi normal, kalau situasi normal mungkin kita tidak terlalu peduli,” kata Arman Depari.

Arman menegaskan, faktor ketidakpedulian masyarakat terhadap bahaya narkoba jadi satu kendala dalam pencegahan dan pemberantasan narkoba di Indonesia.

Pasalnya permintaan suplai narkoba dari penyalahguna narkotika di Indonesia setiap tahunnya melonjak sehingga bandar narkoba terus memproduksi tanpa takut merugi.

Masyarakat, lanjut Arman Depari, harus ikut terlibat langsung untuk meminimalisir permintaan dari masyarakat.

“Artinya pasar harus kita hilangkan atau paling tidak kita kurangi, dikecilkan supaya tidak ada lagi permintaan dari masyarakat,” ujarnya.

Untuk itu, guna menekan peredaran narkoba di Indonesia, Arman menilai perlu adanya kerja sama dua arah, yakni pemerintah dan masyarakat, termasuk organisasi sosial kemasyarakatan seperti GMDM.

“Saya berharap organisasi masyarakat seperti GMDM dapat membantu kerja para penegak hukum melakukan penyuluhan bahaya narkoba ke generasi milenial,” kata Arman yang juga pendiri IPWL Bakornas GMDM.

Di tempat yang sama, Ketua Umum IPWL Bakornas GMDM Jefri Tommy Tambayong mengatakan, pihaknya bukan hanya ikut membantu penyuluhan yang dilakukan penegak hukum dalam memberangus peredaran narkoba, tetapi sudah bergerak sejak lama dalam memerangi narkoba bersama para pegiat anti narkotika lainnya.

Anggota GMDM sendiri selama ini konsisten mendukung gerakan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).

Bahkan Jefri menyebut, penyuluhan bahaya narkoba ke generasi milenial dan mendukung penegak hukum membasmi bandar narkoba menjadi fokus utama.

Karenanya, di tahun ini GMDM akan fokus kepada generasi muda millenial, karena ke depannya mereka ini yang akan menjadi pemimpin bangsa.

“Bisa dibayangkan kalau mereka tidak tercover, bayangkan sebelum sidang harus nyabu, pakai ganja dulu. Makanya kami akan bergerak,” tutur Jefri.

Hadir dalam Rakernas GMDM di antaranya, Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi, Perwakilan Kementrian Kemensos dan Kemenkumham, BNNP DKI, Pemuda Pancasila, pengurus DPP GMDM, para Ketua DPD, DP, DPK GMDM di seluruh Indonesia serta tamu kehormatan lain dari berbagai organisasi Presidium FOKAN. ed/bem

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.