Jakarta – Pernyataan Wakapolri, Komjen Pol Gatot Eddy Pramono yang ingin memberdayakan ‘jeger’ alias preman pasar untuk turut membantu pengawasan protokol kesehatan mendapat kecaman keras dari Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI), Petrus Selestinus.
Meski di satu sisi Petrus memandangnya sebagai niat baik untuk membina dan membangun kesadaran para preman agar kembali menjadi anggota masyarakat yang produktif dan konstruktif, di sisi lain Petrus justru melihatnya sangat konyol dan kontraproduktif.
“Preman akan direkrut untuk menjadi petugas dalam menegakan protokol Covid-19 rasa-rasanya tidak tepat sasaran. Dunia penegakan protokol Covid-19 bukan dunianya preman. Justru preman itu harus direkrut dan dibina mental dan perilakunya agar bisa menjadi orang dengan disiplin tinggi,” kecam Petrus kepada awak media di Jakarta, (14/9) siang.
Menurutnya, petugas penegak protokol Covid-19 itu mesti orang yang terbiasa disiplin dalam segala hal. Hal ini dibutuhkan karena masyarakat butuh tenaga protokol kesehatan yang bisa memberikan rasa nyaman.
“Kalau preman yang diberdayakan masyarakat justru jadi ketakutan. Dalam praktik pengawasan masyarakat bisa ditotok atau ditodong untuk uang damai,” kata pengacara kelahiran Flores, 19 Mei 1955.
Dilanjutkannya, petugas penegakan protokol kesehatan Covid-19 yang dibutuhkan masyarakat saat ini adalah dari TNI, Polri dan Satpol PP.
Jika pun Polri membutuhkan tenaga bantuan, maka hal itu bisa dilakukan dengan cara berkoordinasi dengan ormas-ormas setempat yang legal.
“Ada puluhan ribu anggota ormas terdaftar di Jakarta dari berbagai suku. Mereka bisa direkrut dan diberdayakan untuk membantu TNI, Polri dan Satpol PP melakukan pengawasan protokol kesehatan pandemi Covid-19. Kenapa kemudian Wakapolri malah menyebut akan memberdayakan preman?” tutur Petrus keheranan.
“Jadi sangat terdengar konyol pernyataan yang disampaikannya sebagai jenderal polisi bintang 3 yang saat ini justru duduk sebagai orang nomor 2 di tubuh Polri,” sambungnya lagi dengan nada kecewa.
Seperti diketahui, Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono membuat pernyataan untuk memberdayakan preman pasar untuk membantu pengawasan protokol kesehatan di pasar di Mapolda Metro Jaya, Kamis, (10/9) pekan lalu.
“Kita juga berharap penegak disiplin internal di klaster pasar, di situ kan ada ‘jeger-jegernya’ di pasar, kita jadikan penegak disiplin,” ujar Gatot ketika itu sembari juga mengatakan TNI dan Polri akan mengawasi para preman agar tidak melanggar aturan dan tetap mengedepankan cara humanis dalam pengawasan. bem