Jakarta – Indonesia Police Watch (IPW) menyayangkan sikap Polri yang terkesan sengaja menutupi sosok wanita cantik dalam kasus penangkapan politisi senior Partai Demokrat, AA yang kedapatan mengonsumsi narkoba jenis sabu.
Padahal, jelas terungkap dari foto-foto yang beredar bahwa Wakil Sekjen Partai Demokrat itu tak sendirian di kamar Hotel Menara Peninsula, Jakarta Barat, saat digerebek.
Selain ada alat kontrasepsi jenis kondom dalam kamar, dalam foto juga terlihat satu tas wanita warna hitam di atas meja kamar hotel.
“Polisi harus transparan menjelaskan tentang wanita cantik yang ada dalam kamar saat AA diamankan,” ujar Ketua Presidium IPW, Neta S Pane dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Selasa (5/3).
“Bukannya malah bikin pernyataan resmi cuma AA sendiri dalam kamar saat ditangkap. Foto adalah bukti visual, tapi kok malah dibantah dan dikaburkan oleh Polri,” sergahnya lagi.
Dilanjutkan Neta, berkaca dari foto-foto yang beredar saat penangkapan, Polri semestinya menyampaikan ke masyarakat tentang dugaan peran wanita tersebut dalam kasus ini.
Apakah si wanita cuma sebatas teman kencan dan teman nyabu AA di kamar hotel, atau justru si wanita itu berperan sebagai kurir atau pengedar sabu yang dikonsumsi AA.
“Saya dapat informasi A1 dari lingkaran dalam penyidik bahwa AA ditangkap bersama wanita muda cantik berkulit putih di kamar hotel,” jelas Neta.
“Wanita tersebut mengenakan tanktop merah muda, bercelana jeans, memakai sepatu warna perak, dan di tangannya terpasang jam tangan kulit coklat.”
“Tapi lucunya, dalam penjelasan resmi ke wartawan Humas Polri justru mengaburkan fakta tersebut. Cuma ada AA dalam kamar saat ditangkap,” ia menambahkan.
Dikatakannya lagi, sikap Polri yang seperti itu terhadap kasus AA dikhawatirkan IPW akan membuat kondisi Indonesia yang darurat narkoba menjadi makin parah.
“Jika para politisi sudah menjadi budak narkoba, pemberantasan narkoba seperti apalagi yang bisa diharapkan di negeri ini,” tukasnya.
“Terlebih pemberantasan narkoba butuh keputusan politik yang solid agar para bandar narkoba internasional tidak terus menerus mempecundangi bangsa ini,” tambahnya.
Lebih lanjut dikatakan Neta, IPW juga mencurigai penangkapan AA ini tak semata menjadi pidana murni.
Ada indikasi penangkapan AA lebih mengarah ke satu tindakan untuk menjebak politisi yang dikenal kritis terhadap pihak penguasa agar tak ‘bersuara’ lagi menjelang Pilpres 2019.
“Jika itu yang terjadi, sangat patut dipertanyakan, siapa wanita itu,” ujar Neta.
“Apakah memang AA benar-benar pemakai berat narkoba dan sudah masuk radar kepolisian? Atau apakah ada udang di balik kasus penangkapan ini?” ia menambahkan.
Dilanjutkannya juga, terlepas dari semua itu, partai-partai politik di negeri ini sudah semestinya juga lebih waspada menghadapi serangan para bandar narkoba yang berusaha merusak kader dan citra partainya.
Dan di sisi lain, jajaran kepolisian juga jangan setengah hati memberantas narkoba, jika kebetulan itu melibatkan elit elit partai maupun elit politik penguasa. bem