Topikonline. JAKARTA – Indonesia tengah menapaki jalan menuju satu abad kemerdekaan pada tahun 2045 — sebuah momentum bersejarah yang disebut sebagai era Indonesia Emas. Namun di balik optimisme itu, tersimpan pekerjaan besar: menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, berkarakter, dan berjiwa konstitusi.
Hal itu ditegaskan oleh Dr. H. Sudirman D. Hury, SH, MM, MSc, saat menghadiri pelantikan Dewan Pimpinan Pusat Angkatan Muda Sriwijaya (DPP KAMSRI) di Hotel Lumire, Jakarta Pusat, Minggu (26/10/2025). Dalam wawancara eksklusifnya, Sudirman menegaskan bahwa bonus demografi yang diproyeksikan terjadi pada 2030–2040 hanya akan menjadi berkah jika bangsa ini siap secara kualitas SDM.
“Langkah awal yang paling penting adalah memperhatikan mutu pendidikan, terutama bagi generasi muda sebagai tonggak dan harapan bangsa,” ujar Sudirman.
“Pendidikan harus relevan dengan kebutuhan zaman, fokus pada penguasaan teknologi, keahlian, serta membentuk integritas dan nasionalisme tinggi,” tambahnya.

Menurut Sudirman, sistem pendidikan nasional tak boleh hanya mencetak pencari kerja, tetapi juga harus melahirkan pencipta lapangan kerja yang kreatif, inovatif, dan terkoneksi dengan dunia industri. Pendidikan, katanya, harus berorientasi pada kemampuan adaptif terhadap teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan ekonomi digital.
Selain pendidikan, Sudirman menilai bahwa internalisasi nilai-nilai konstitusi adalah pilar moral dalam membangun bangsa. Ia menegaskan, kemajuan ekonomi dan teknologi akan rapuh jika tidak ditopang oleh nilai-nilai kebangsaan yang kokoh.
“Internalisasi nilai konstitusi adalah panggilan moral bagi generasi muda. Ini bukan sekadar kewajiban hukum, tapi komitmen menjaga arah bangsa agar tetap pada rel yang benar,” tegasnya.
Dalam konteks organisasi kemasyarakatan, Sudirman juga menyoroti pentingnya adaptasi terhadap era Revolusi Industri 5.0, di mana data, teknologi, dan kecerdasan buatan menjadi pusat transformasi.

“Setiap organisasi harus tangkas, cerdas, dan berintegritas moral tinggi. KAMSRI, misalnya, perlu menjadi contoh organisasi bagi generasi muda yang kreatif dan adaptif terhadap teknologi,” ujarnya.
Sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Tenaga Pembangunan (TP) Sriwijaya, Sudirman turut menyampaikan apresiasi atas pelantikan pengurus baru Kesatuan Angkatan Muda Sriwijaya (KAMSRI). Ia berharap kepemimpinan baru di bawah Aldhi Setyawan dapat meneruskan capaian positif pendahulunya, Kemal Yudha Perkasa, dan menjadikan KAMSRI motor penggerak pemuda yang berdaya saing.
“Semoga KAMSRI ke depan semakin maju, adaptif terhadap perubahan, dan mampu menjadi motor penggerak generasi muda menuju Indonesia Emas 2045,” tutupnya.
Catatan Redaksi:
Pesan Dr. H. Sudirman D. Hury menjadi pengingat penting bahwa Indonesia Emas 2045 bukan sekadar cita-cita di atas kertas. Keberhasilan itu hanya dapat diraih bila pendidikan, karakter, dan nilai konstitusi menjadi fondasi utama pembangunan manusia Indonesia. Bonus demografi akan menjadi berkah—bukan beban—jika generasi mudanya siap menjadi pelaku perubahan.












