Jakarta – Anggota polisi dari Polda Metro Jaya menjadi satu dari tiga tersangka anggota Polri yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri karena diduga terlibat jaringan teroris di Bekasi. Ketiganya ditangkap karena terkait dengan tersangka teroris DE, pegawai PT KAI yang ditangkap di Perumahan Pesona Anggrek Harapan, Harapan Jaya, Bekasi Utara, Bekasi.
Terkait dengan hal ini, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes memilih irit bicara saat dikonfirmasi. Namun dia berjanji akan segera merilis informasi penangkapan tersebut pada Jumat, (18/8) sore.
“Nanti sore kita rilis awal,” ujarnya singkat.
Untuk diketahui, Densus 88 menggerebek dan mengamankan seorang terduga teroris di Perumahan Pesona Anggrek Harapan, Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin, (14/8). Terduga teroris berinisial DE (28) itu diketahui karyawan BUMN PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Pol Aswin Siregar mengatakan, DE sudah merencanakan aksi terorisme di Mako Brimob, Depok, dan sejumlah markas TNI.
“Yang bersangkutan melakukan latihan-latihan kemudian memiliki rencana atau niatan untuk melakukan aksi kembali ke Mako Brimob,” kata Aswin dalam konferensi pers di Divhumas Polri, Selasa (15/8) lalu.
“Juga terhadap ke beberapa markas tentara yang sudah dikenali atau ditandai oleh yang bersangkutan,” dia menambahkan.
Tim Densus 88 Antiteror turut menyita 16 senjata api (senpi) dari penangkapan DE. Tidak hanya itu, Densus 88 juga menyita barang bukti lainnya dari rumah DE, yaitu magasin, komputer, dan juga amunisi untuk senjata api.
Saat ditanya terkait rencana aksi DE dengan pasokan senjata yang ditemukan Tim Densus 88, Aswin mengaku masih mendalaminya.
“Saya kira itu menjadi bahan bagi penyidikan kita, kita masih mendalami keterkaitan yang bersangkutan sebagaimana biasa dengan kelompok-kelompok teror ini kita akan runut balik ke belakang ke masa-masa awal rekrut yang bersangkutan kemudian dengan perkembangan dia seperti ini,” jabarnya. Bembo
