Landak – Paras cantik Karolin Margret Natasa terlihat sangat semringah siang itu. Senyum lebar tak henti mengembang dari bibirnya tiap kali menunjuk deretan foto pembangunan jalan di Desa Sempatung, Kecamatan Air Besar, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.
Entah seperti apa lipatan kebahagiaan yang dirasakannya ketika itu. Deretan foto-foto yang terpajang jelas menunjukkan fisik jalan yang sudah terbangun bagus. Sebuah jalan sepanjang 7,3 kilometer dengan lebar 6 meter yang sangat layak dilalui dan menghubungkan Desa Sempatung ke ibu kota Kecamatan Air Besar di Desa Serimbu.
“Sejak tahun 2013 Pemkab Landak sudah berjuang membuka lajur jalan untuk membuka akses Desa Sempatung yang terisolir. Setelah lima tahun, akhirnya lajur jalan itu bisa terbuka dan terbentang juga pada Agustus 2018,” ungkap Karolin yang juga menjabat sebagai bupati Landak di SDN 09, Desa Sempatung, Rabu (8/8).
“Pemkab Landak sangat berterima kasih kepada TNI, dalam hal ini TNI AD, Kodam XII/Tanjungpura dan Kodim 1201/Mempawah, yang sudah mewujudkan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-102 dengan membangun akses jalan di Desa Sempatung,” tambahnya lagi seraya menyebut hasil pembangunan jalan program TMMD ke-102 ini sebagai kado spesial menjelang HUT ke-73 RI.
Dituturkan Karolin, meski sejak tahun 2013 Pemkab Landak sudah mulai membangun, namun pada kenyataannya hal tersebut sulit dikerjakan. Medan yang berat membuat proses pembangunan infrastuktur terkendala dirampungkan. Apalagi untuk mencapai Desa Sempatung harus melalui beberapa perbukitan.

Desa Sempatung adalah daerah paling terpencil di Kabupaten Landak. Sebelum terbentangnya akses jalan menuju desa tersebut, waktu tempuh dari Ngabang, ibu kota Kabupaten Landak, ke Sempatung paling cepat 13 jam dan harus jalan setapak dan perbukitan.
Itu pun jika dalam kondisi kemarau. Jika dalam kondisi hujan, bisa dipastikan jarak tempuh lebih lama lagi karena jalan setapak yang basah dan berlumpur.
“Atas dasar kendala-kendala itu akhirnya Pemkab Landak memutuskan menggandeng TNI untuk menggelar program TMMD guna membuka akses ke Sempatung yang terisolir. Kita menyadari perlunya untuk menggandeng berbagai pihak agar pembangunan infrastrukturnya bisa dipercepat,” terang Karolin.
Pembukaan akses jalan ke Desa Sempatung sendiri menjadi salah satu prioritas pembangunan infrastruktur yang dilakukan Pemkab Landak. Selain karena menjadi wilayah paling terisolir di Landak, Desa Sempatung juga adalah desa yang punya catatan sejarah mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan RI. Di desa inilah TNI bersama masyarakat Sempatung bertempur menumpas Pasukan Gerilya Rakyat Sarawak (PGRS) pada rentang waktu 1966-1969.
Penumpasan terhadap PGRS kala itu dilakukan karena kelompok ini diduga sudah disusupi paham komunis. TNI membangun markas di Dusun Kuningan, dusun paling ujung di Desa Sempatung, yang berjarak sekitar 5 kilometer dari pusat pertempuran di Bukit Brambang.
Hingga kini, nama-nama pasukan dan kesatuan yang pernah bermarkas di Dusun Kuningan masih tercatat dalam ukiran di atas batu di tengah kampung. Hanya saja catatan dalam ukiran itu sudah terlihat kabur dan sulit terbaca karena terkikis proses alam.
Bahu-membahu
Pembangunan akses jalan di Desa Sempatung melalui program TMMD ke-102 dimulai sejak 10 Juli hingga 8 Agustus 2018. Pembangunan selama hampir satu bulan ini berjalan lancar berkat dukungan masyarakat setempat yang bahu membahu dengan personel Kodim 1201/Mempawah yang diterjunkan ke lokasi.
Pembangunan akses jalan sepanjang 7,3 kilometer itu terbagi menjadi pembangunan lima infrastruktur jalan. Pembangunan pertama adalah peningkatan jalan dengan ukuran lebar 6 meter sepanjang 7,3 kilometer. Setelah itu dilanjutkan pengerjaan rabat beton dengan lebar jalan 2 meter dan panjang 500 meter, dan pengerjaan satu unit jembatan dengan lebar dua meter dan panjang 13,5 meter.
Berikutnya lagi adalah pembangunan satu unit jembatan dengan lebar 2 meter dan panjang 6,4 meter, dan terakhir pembangunan tiga unit jembatan boks dengan lebar 3 meter dan panjang 1 meter.

Komandan Kodim 1201/Mempawah, Letkol Arm Anom Wirasunnu saat penutupan program TMMD ke-102 di SDN 09, Desa Sempatung dengan tema “Manunggal Membangun Karakter Generasi Milenial”, Rabu (8/8) menjelaskan, selama proses pembangunan Kodim 1201/Mempawah menerjunkan 100 personel TNI AD. Ke-100 personel TNI AD ini juga dibantu tenaga dari masyarakat setempat sebanyak 40 hingga 50 orang per hari.
“TNI AD bersinergi dengan Pemkab Landak dalam pembangunan melalui TMMD yang ke-102. Kita berharap hasil dari kegiatan TMMD ke-102 ini bisa membuat perubahan kesejahteraan bagi masyarakat Sempatung dan sekitarnya,” kata Letkol Arm Anom
“Dengan semakin baiknya akses jalan yang ada, aktivitas masyarakat bisa lebih lancar dan juga meningkat perekonomian di Sempatung dan sekitarnya,” imbuhnya lagi.
Di waktu dan lokasi yang sama, Pangdam XII/Tanjungpura, Mayjen TNI Achmad Supriyadi menjelaskan bahwa TMMD adalah kegiatan yang perlu dukungan semua pihak, termasuk pemerintah daerah.
Program TMMD yang dilakukan TNI AD dengan menerjukan langsung personel ke desa-desa dimaksudkan untuk mengetuk keinginan masyarakat untuk turut berpartisipasi.
Keterlibatan TNI dalam program pemerintah ini juga sesuai dengan amanah UU TNI Nomor 34 Tahun 2004, di mana TNI AD sudah berkomitmen turut ambil dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat
“Tak ada program aktivitas TNI yang hanya dilakukan sendiri oleh TNI. Yang ada itu selalu melibatkan masyarakat dan mendapat dukungan serta partisipasi masyarakat,” jelas jenderal bintang dua lulusan Akmil tahun 1984.
“Karena membangun bangsa itu tak bisa hanya dilakukan oleh satu lembaga atau organisasi tertentu. Tapi harus dilakukan bersama-sama,” sambungnya lagi.

Di kesempatan ini, Pangdam XII/Tanjungpura, Mayjen TNI Achmad Supriyadi, tak lupa juga membacakan amanat Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Mulyono. Dikatakan KASAD, pembangunan wilayah desa adalah realisasi dari kebijakan nasional Nawacita untuk mewujudkan pembangunan Indonesia dari pinggiran.
Fokus dari pembangunan nasional tersebut adalah untuk mewujudkan kestabilan dan kemajuan Indonesia secara menyeluruh. Melalui pembangunan yang dilakukan, potensi di pedesaan bisa dikembangkan. Sementara kekurangan yang ada bisa cepat diatasi.
“Itulah upaya yang harus dilakukan untuk mencapai pemerataan, pertumbuhan serta kemandirian desa secara berkelanjutan,” tegas KASAD dalam sambutannya yang dibacakan Pangdam XII/Tanjungpura. bem