Tangkal Hoax, PNRI dan Balai Pustaka Gelar Literasi Anak

Jakarta – Dalam rangka Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli, Perkumpulan Skala kerjasama dengan Perpustakaan Nasional, mengadakan diskusi dengan tema Membangun Budaya Literasi Anak-Anak, Melawan Hoax Sejak Dini.

Dalam pokok pikirannya Kepala Perpustakaan Nasional (PNRI) Muhammad Syarif Bando menyampaikan, seiring perkembangan teknologi informasi, memudahkan siapa saja mengakses informasi, begitupun dengan anak-anak, dengan mudahnya mereka memperoleh dan mengakses informasi melalui gadget yang selalu tergenggam dalam tangan, kemajuan teknologi juga memungkin anak-anak untuk berkreasi.

“Tetapi disisi lain, berbagai informasi dengan mudah diserap, entah itu informasi yang layak dikonsumsi, atau belum pantas untuk dibaca,” ujar Syarif Bando.

Kegiatan tersebut menghadirkan pembicara Kepala Bidang Hukum dan Perencanaan PNRI Djoko Santoso, Achmad Fachrodji Direktur Utama Balai Pustaka, Program Officer Sejiwa Helen Citra Dewi, Nurman Siagian dari World Vision Indonesia, dan Direktur Perkumpulan Skala Trinirmala Ningrum.

Sementara itu Achmad Fachrodji mengatakan, acara ini sangat menarik karena menyangkut Balai Pustaka dan literasi. “Dan harapannya agar acara seperti ini perlu diseminasi dan diperbanyak agar para kaum milenial lebih banyak mencintai buku dan lebih mencintai literasi,” ujarnya kepada wartawan.

Sedangkan pada kesempatan yang sama, Kabid Hukum dan Perencanaan PNRI Dr Joko Santoso mengungkapkan, dari keluarga dan masyarakat masa kini dibangun sebuah instrumen satu lingkungan, suatu peristiwa tidak bisa diselesaikan dari sisi perusahaan sebagai penyedia informasi atau pengetahuan, tapi juga dari pelaku-pelaku yang ada di masyarakat.

Menurut Joko, bagaimana menciptakan konten-konten yang positif, makin banyak konten positif setiap tahunnya, kami juga menyediakan bantuan untuk perpustakaan.

“Tahun ini aja kita membuat titik-titik transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial, selama ini sosialisasi yang dilakukan semacam forum yang diliterasi,” tambahnya.

Di masyarakat peningkatan inklusi sebagai bentuk perencanaan setiap tahunnya. Kita ada program nasional tahun depan, yang dianggarkan bekisar hampir 150 miliar. Hal ini rencananya dijadikan satu tokoh nasional, untuk mempercepatan pengurangan kemiskinan dan peningkatan pelayanan dasar dan kesejahteraan sebagai tujuan Literasi. (ferry)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.