Jakarta – Kasus pembakaran beruntun terhadap kendaraan bermotor di Jawa Tengah menjadi aksi teror model baru menjelang Pilpres dan Pileg 2019.
Oleh sebab itu, Indonesia Police Watch (IPW) sangat menyayangkan Polri yang terkesan belum mampu bergerak cepat mengungkap kasus ini.
“Polri seperti kesulitan mengungkap 26 kasus pembakaran beruntun kendaraan bermotor di Jawa Tengah,” kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane dalam keterangan tertulisnya, Minggu (10/2).
“Sudah lebih dari sepekan terjadi, namun hingga kini belum ada titik terang pengungkapan,” tambahnya.
Dilanjutkannya, Polri semestinya bisa bergerak cepat mengungkap kasus tersebut demi menjaga kondusivitas keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
Menurut Neta, melihat dari cara kerjanya, aksi teror tersebut dilakukan oleh orang yang sangat terlatih.
Selain motifnya masih misterius, sasarannya juga diacak pelaku sehingga sulit terlacak.
“Jika dilihat dari modusnya, aksi pembakaran mobil yg beruntun ini bukan dilakukan pelaku kejahatan biasa dan bukan pula dilakukan oleh kelompok teroris,” jelasnya.
“Ada kelompok lain di belakang para pelaku, yang terindikasi sengaja ingin memancing keresahan, kericuhan dan membuat kekacauan di wilayah Jateng,” sambungnya lagi.
Ia menuturkan, Jawa Tengah merupakan wilayah paling panas menjelang Pilpres bulan April mendatang.
Jawa Tengah adalah lumbung suara Joko Widodo, namun kubu Prabowo juga sengaja mendirikan sejumlah posko pemenangan di provinsi tersebut.
“Seperti upaya provokasi untuk memancing di air keruh. Karena itu saya desak Polri, khususnya Polda Jawa Tengah, agar jangan takut mengungkap kasus ini,” Neta menegaskan.
“Semua yg terlibat harus ditangkap dan disapu bersih hingga ke jaringannya.”
“Jangan sampai aksi kelompok ini merambah ke daerah lain seperti ke DKI Jakarta atau Jawa Barat,” tandasnya. bem