Jakarta – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya berjanji akan mengusut kasus kematian gajah yang diduga akibat diracun orang tak dikenal di Aceh Timur, Provinsi Aceh, pada Sabtu (09/06) lalu.
“Kematian gajah bernama Bunta yang diduga diracun orang tak beradab pada Sabtu (9/6) lalu akan diselidiki dan ditangani secara serius oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dengan meminta keterangan dari CRU Serbajadi. Apalagi ini hewan yang dilindungi dan peristiwanya di sekitar Conservation of Respond Unit (CRU) di Desa Bunin, Kecamatan Serbajadi, Aceh Timur,” kata Siti Nurbaya, di Jakarta, Rabu (13/06/2018).
Ia menjelaskan, secara keseluruhan di Aceh ada tujuh unit CRU untuk mengatasi mitigasi di Aceh Timur, Aceh Utara, Pidie, Aceh Jaya, Aceh Barat, dan Aceh Selatan. Biayanya bersumber dari USAID dan Astra.
Mengenai perkembangan penanganan gajah Bunta, Siti Nurbaya menjelaskan, KLHK bersama tim Inafis dan Identifikasi Kepolisian Resor (Polres) Aceh Timur serta tim dokter hewan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh melakukan nekropsi dan olah tempat kejadian perkara atau TKP.
Dari olah TKP diperoleh fakta bahwa pertama pengambilan sampel jantung, limpa, usus dan ginjal untuk uji laboratorium.
Fakta kedua, pengambilan sisa patahan gading sebelah kiri sepanjang 46 cm (sisanya hilang) berat belum ditimbang dan gading sebelah kanan sepanjang 148 cm berat belum ditimbang sebagai berat badan.
Fakta ketiga, diagnosa sementara tim medis BKSDA Aceh adalah toxicosis. Hal itu berdasarkan kerusakan dan perubahan organ-organ usus mengalami pendarahan, jantung nekrosis dan hiperemi, pembengkakan (oedema) dan sianosis pada paru dan oedema (pembengkakan) hati.
Selain itu cairan di rongga dada sangat keruh dan ada buah kwini di dalam usus, serta ditemukan buah tersebut di dekat bangkai satwa saat ditemukan.
“Selanjutnya, sampel yang diambil pada Rabu (13/6) akan kita kirim ke Puslabfor Cabang Medan, melalui penyidik Polres Atim,” tutup Siti Nurbaya. (ferry)