Kapolda Metro: Indonesia Rumah Bersama Untuk Perbedaan

Jakarta – Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy Pramono memberikan kuliah umum kepada lebih dari 11.000 mahasiswa-mahasiswi baru Universitas Indraprasta PGRI, di kampus B Unindra, Gedong, Jakarta Timur, Minggu (25/08/2019).

“Kegiatan ini merupakan antisipasi pihak kepolisian dan merupakan cara kontra radikalisasi kepada mereka yang rawan terpapar, karena mahasiswa baru ini sedang mencari jatidiri,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Kalau salah memasukkan doktrin kepada mereka, lanjutnya, ini yang harus kita waspadai. Walaupun saya katakan tadi cara mahasiswa dengan menggunakan teori komunikasi siapa yang merekrut dan siapa yang direkrut, medianya apa, ini yang harus diputus.

“Siklusnya harus kita putus supaya tidak terpapar,” katanya, didampingi Rektor Unindra H. Sumaryoto, Kabid Humas PMJ kombes Pol Argo Yuwono, Dirintelkam PMJ kombes Pol Umar Effendi dan Kapolres Metro Jaktim Kombes Pol Ady Wibowo.

Ia pun bersyukur di Unindra sudah ada Pusat Kajian Pancasila dan Wisata Kebhinekaan. “Ini mungkin bisa dicontoh juga oleh perguruan tinggi yang lain, dijadikan role model untuk meminimalisir gerakan radikalisme,” tegasnya.

Menurutnya, tantangan kita kedepan mengantisipasi radikalisme ini. Karena kalau tidak, radikalisme adalah suatu paham yang mentolerir kekerasan untuk melakukan suatu perubahan sosial politik.

“Kampus ini sudah berpikir jauh kedepan bahkan disini juga dalam menerima mahasiswa baru dari BPIP diundang untuk memberikan kajian Pancasila,” jelasnya.

Ia juga mengingatkan agar cara memberikan implementasinya agar lebih mudah dipahami oleh anak-anak sekarang.

“Dengan cara-cara milenial bagaimana pemahaman tentang sila pertama hingga sila kelima dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari,” tandasnya.

Kepada mahasiswa, ia juga menjelaskan bahwa Indonesia adalah rumah bersama untuk perbedaan.

“Tapi ketika kita mulai membicarakan perbedaan dan mengembangkan benih intoleransi yang berkembang menjadi terorisme dan radikalisme, inilah awal mula kita menyemai perpecahan bangsa ini,” ucapnya.

Kapolda berharap mahasiswa dapat menjadi pelopor untuk terus menyemaikan pesan toleransi, pesan kebersamaan. Maka sikap tindakan intoleran bisa diminimalisir biar tidak berkembang menjadi radikalisme dan terorisme.

Yang kedua, ia minta mahasiswa dapat menjadi sistem pendingin.

“Kalau ada orang atau kelompok yang memprovokasi untuk melakukan tindakan yang anarki, kita yang mendinginkan. Berikan pencerahan jangan justru kita menjadi provokator yang memanas-manasi,” pungkasnya. frynang

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *