Jakarta, topikonline – Masifnya Covid-19 diseluruh dunia bahkan di Indonesia sendiri, sangat memprihatinkan salah satunya adalah Gerakan Pemuda Islam (GPI).
Covid-19 bukan hanya menyerang warga biasa tetapi juga berbagai kalangan dari pejabat, artis, paramedis dan perawat bahkan politisi.
Sudah banyak korban yang berjatuhan tentunya ini membuat masyarakat merasa cemas dan was was untuk beraktifitas.
Apalagi dengan akan diselenggarakannya Pilkada secara serentak diseluruh Indonesia akan berdampak dikhawatirkan timbulnya klaster baru, sehingga menghambat upaya pemerintah untuk melawan penyebaran Covid-19.
Hari ini beberapa elemen pemuda berkumpul untuk menyuarakan penolakan secara tegas diselenggarakannya Pilkada secara menyeluruh.
Sekjen GPI Diko Nugroho dalam jumpa pers menyampaikan selama ini rakyat sudah taat pada aturan pemerintah tetapi pemerintah melanggar aturan dengan menggelar Pilkada yang mengakibatkan berkumpulnya masyarakat.
Sudah banyak korban berjatuhan, siapakah yang bertanggung jawab semua ini?
“Kami bicara atas kemaslahatan umat, keselamatan rakyat.
Ribuan rakyat sudah jadi korban, jangan kita jadi korban karena ambisi segelintir politisi yang mengejar kekuasaan, yang kita butuhkan saat ini adalah vaksin Covid19 agar segera bisa ditemukan,” ujar Diko.
Lebih lanjut Diko mengatakan, GPI tetap menolak pelaksanaan pilkada 2020 dan yang bertanggungjawab akan hal ini adalah Presiden Jokowi, Mendagri Tito Karnavian dan Kapolri Idham Aziz serta DPR.
“Presiden, Mendagri dan Kapolri serta DPR bertanggung jawab untuk ini dan kami tetap menolak untuk terselenggaranya Pilkada serentak yang akan membahayakan rakyat dan negara ini,” pungkas Diko. [Adang]