
Jakarta – Forum Syuhada Indonesia (FSI) akan mendukung penuh seluruh kebijakan dan program pembangunan, selama kebijakan dan program pemerintah tersebut berpihak dan pro terhadap umat serta rakyat kecil. Selain itu, Forum Syuhada Indonesia juga menghimbau dan menyerukan kepada seluruh Umat Islam Indonesia, dalam menghadapi tahun politik dan pilkada serentak. Jangan sampai terprovokasi dan ikut serta menyebarkan berita-berita Hoax dan Kampanye Hitam yang akan menjadi potensi perpecahan gerakan umat, Bangsa dan Negara. Hal itu tercermin dalam keterangan persnya Memperingati 1 Tahun Gerakan Umat Islam 313 bertemakan Mengenang Peristiwa Gerakan Umat 313, Sabtu (24/03/2018). Kegiatan yang berlangsung di Menteng 58 Jakarta Pusat tersebut dihadiri sejumlah pengurus DPP FSI dan anggota.
“Kami dari Forum Syuhada Indonesia mengajak dan menghimbau kepada seluruh komponen masyarakat di tahun politik ini agar berhati-hati dan waspada untuk tidak terprovokasi dan terbawa arus oleh berita-berita hoax yang mengarah kepada perpecahan gerakan umat yang akhirnya bangsa dan negara ini dirugikan. Maka dari itu, carilah sumber yang shahih kebenarannya, baru berita itu bisa dikonsumsi oleh publik khususnya umat Islam agar di bumi NKRI ini tercipta suasana yang kondusif dan damai, agar pembangunan nasional ini tercapai untuk kemaslahatan rakyat Indonesia,” ujar Ust Hasri Harahap Ketum Forum Syuhada Indonesia.
Sementara itu masih ditempat yang sama, Diko Nugraha Panglima FSI menyatakan aparat Polri dinilai mampu menjaga stabilitas dan keamanan. Melalui kerja kerasnya, Polri mampu memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat luas.
“Kami berharap ke depan Polri terus bersinergi dengan ulama dan aktivis, serta seluruh elemen masyarakat sehingga stabilitas dan keamanan negara semakin terjaga dengan baik,” papar Diko.
Dirinya mengapresiasi kebijakan pemerintah yang telah memindahkan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dari Lapas Gunung Sindur, Bogor ke Lapas Surakarta. Meski sebenarnya FSI jauh lebih setuju jika pemerintah membebaskan atau setidaknya menjadikan Abu Bakar Ba’asyir sebagai tahanan rumah.
“Beliau tidak bersalah, beliau adalah ulama kami yang menjadi korban kriminalisasi dengan tuduhan teroris,” sambung Diko.
Diko yang pernah ditahan atas tuduhan makar pada saat aksi 313 tahun lalu, menyatakan bahwa FSI dan dirinya tidak pernah merencanakan perebutan kekuasaan dari pemerintahan yang sah. Tidak ada keterangan maupun dokumen yang menguatkan akan terjadinya makar walaupun telah melalui proses yang panjang selama lebih dari 3 bulan, tuduhan tersebut nyatanya tidak terbukti.
“Sampai saat ini kami syukur alhamdulilah masih bisa menghirup udara bebas, menikmati suasana dan melakukan gerakan dakwah kami tanpa halangan apapun. Ini adalah cermin dari suasana yang kondusif dan demokratis. Ini membuktikan bahwa apa yang kami lakukan masih dalam koridor NKRI,” lanjut Niko.
Forum Syuhada Indonesia yang tetap konsisten menebar syiar dan kebaikan kepada sesama akan memperingati setahun aksi massa 313 dengan berbagai kegiatan dakwah dan sosial akhir bulan ini. “Dalam rangka memperingati setahun aksi 313 mendatang FSI akan menggelar acara Tabligh Akbar serta santunan anak yatim,” pungkasnya. [Adang]